Asal-Usul Orang Samin
Masyarakat Samin adalah sebuah kelompok
masyarakat yang terdapat di Blora, sebuah daerah yang berada di kawasan
Provinsi Jawa Tengah. Masyarakat Samin memiliki kepercayaan, adat istiadat dan
norma-norma tersendiri yang berbeda dengan masyarakat di Jawa pada umumnya.
Mereka hidup berkelompok bersama di luar masyarakat umum, seakan-akan membentuk
suatu komunitas.
Ada dua pendapat menganai asal kata “Samin”.
Pertama, nama Samin berasal dari arti kata Samin itu sendiri, yaitu kata yang
ditasbihkan dari nama seorang tokoh bernama Samin Surosentiko yang berpengaruh
dan membuat sebuah gerakan pemberontakan terhadap pemerintah.Pendapat kedua,
Samin berasal dari dari kata “sami-sami” yang berarti sama-sama. Kata ini
merujuk pada konsep ajaran yang mengedepankan bahwa semua manusia itu sama,
memiliki kedudukan yang sama, hak dan kewajiban yang sama karena semuanya
beasal dari keturunan yang sama, yakni Nabi Adam.
Ajaran Samin atau Saminisme disebarkan oleh
seorang petani yang bernama Samin Surasentiko atau Surantiko Samin, disebut
pula Surontiko Sami. Para pengikut yang mengkultuskannya mengatakan bahwa
Surosentiko Samin adalah “Wong Tiban” atau orang yang tidak diketahui dari mana
datangnya dan kemana perginya. Bahkan di antara pengikutnya ada yang
beranggapan hingga kini Surosentiko Samin masih hidup. Sumber lain
menyebutkan Surosentiko Samin adalah cucu Kyai Keti dari Rejekwesi, Kabupaten
Bojonegoro. Mereka masih mempunyai hubungan darah dengan pangeran Kusumaningayu
dari Kerajaan Pajang. Lahir kira-kira tahun 1859 di Desa Plosokediren sekitar
30 meter dari Blora.
Pandangan Hidup Kepercayaan dan Ajaran Orang Samin
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, yang
ingin mendekatkan diri kepada-Nya. Oleh karena itu, masalah agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan merupakan konsep dasar dalam kehidupan manusia. Masyarakat
Samin, generasi tua khususnya, cenderung masih sangat kuat memegang
prinsip-prinsip ajaran Samin, sehingga dalam pemahaman keagamaan mereka tidak
menganut agama tertentu. Mereka memandang agama sebagai arti kepercayaan dan
keyakinan semua sama, yang berarti semua agama itu baik. Pemikiran ini
bersumber pada suatu pendirian bahwa manusia adalah sama saja, tidak ada
perbedaan, karena sama-sama makhluk hidup yang mempunyai tujuan yang sama
pula. Masyarakat Samin mengikuti ajaran Samin Surosentiko yang
mempunyai kepercayaan sendiri, khususnya bagi generasi tua. Agama orang Samin
disebut agama Adam. Penganut Saminisme mempercayai akan adanya Tuhan Yang Maha
Esa dan mengakui segala bentuk kebaikan agama karena agama mengajarkan kebaikan
kepada setiap umatnya.
Interaksi Kepercayaan
Orang Samin dengan Agama-Agama Lain
Interaksi kepercayaan orang Samin dengan
masyarakat sekitar, khususnya yang ada di desa Klopoduwur dan Sambungrejo cukup
baik dan akrab, terutama terhadap sesama masyarakat Samin dan juga terhadap
agama lain dan masyarakat lain,karena ajaran Samin menganggap semua
agama yang ada dan yang dianut banyak orang adalah baik dan kepercayaan yang
dianutnya juga baik. Bahkan dikatakan sertiap manusia derajatnya sama, tidak
boleh menilai orang lain tetapi menilailah diri sendiri, mereka tidak
mengganggu agama lain sehingga orang lain juga tidak mengganggunya dan ajaran
mereka yang paling menonjol adalah tentng budi pekerti dan menciptakan suatu
kerukunan.
Comments
Post a Comment