Suku Asmat menurut wikipedia
merupakan nama dari sebuah suku terbesar dan paling terkenal di antara
sekian banyak suku yang ada di Papua, Irian Jaya, Indonesia. Populasi suku
asmat terbagi menjadi dua yakni mereka yang tinggal di pesisir pantai dan
mereka yang tinggal di bagian pedalaman. Keduanya sangat berbada satu salam
lain terkait dengan dialek, struktur sosial, ritual, dan cara hidup. Suku asmat
banyak menyumbang berbagai macam kebudayaan papua
yang kita kenal saat ini.
Salah satu hal yang terkenal
dari suku asma adalah keahilan mereka menciptakan karya seni rupa 3 dimensi
maupun 2 dimensi dari kayu. Hasil ukiran kayu yang dihasilkan oleh suku asmat
sangat khas dan unik serta yang menjadi daya tarik luar untuk memperlajari suku
asmat lebih dalam. Karena banyak ukiran dan patung kayu yang dihasilkan
mengambarkan sejarah dari suku asmat tersebut. Beberapa kebudayaan suku asmat
yang tergambar dalam berbagai sistem sosial diantaranya adalah sebagai berikut.
1.
Kepercayaan atau religi
Kepercayaan atau sistem religi
suku asmat mempercaya bahwa semua keturunan mereka adalah anak dewa yang
berasal dari dunia ghoib dan terletak pada tempat dimana matahari terbenam sore
hari. Mereka menghormati nenek moyang dan mempercayainya berada pada sebuah
patung. Dalam mitologi masyarakat asmat, mereka memeprtcayai bahwa nenek
moyongnya (Dewa Fumeripits) yang berasal dari dunia mistik tersebut, jaman
dahulu mendarat di bumi pada daerah pegunungan.
Dalam Kehidupan sehari – hari,
suku asmat meyakini adanya 3 golongan roh yang ada disekitra lingkungan hidup
manusia. Ketiga roh tersebut adalah Yi-ow (roh yang bersifat baik), Osbopan
(roh jahat penghuni sesuatu) dan Dambin (roh jahat yang mati konyol). Secara
agama, suku asmat saat ini ada yang telah memeluk agama katholik, protestan,
dan animisme.
2.
Upacara adat
Sebagaimana kebudayaan suku
dayak dan berbagai macam suku suku di Indonesia, suku asmat juga memiliki
upacara adat yang ditujukan dengan maksut serta kebutuhan tertentu.
Beberapa upacara yang cukup terkenal dan menjadi ciri khas dari suku asmat
diantaranya adalah :
·
Ritual kematian, sebuah upacara
adat yang ditujukan untuk mengatar mereka yang telah mati kembali ke alam roh.
Suku asmat percaya bahwa roh orang yang mati masih akan berada pada lingkungan
rumah terutama yang dibuatkan patung mbisnya. Dalam ritual kematian ini, suku
asmat akan menghanyutkan mayat mereka yang meninggal kesungai.
·
Upacara Mbismbu (pembuat
tiang), upacara mbis merupakan upacara yang sangat sakral berkaitan dengan
pembuatan ukiran patung mbis. Upacara mbis ini dulunya dilakukan untuk
memperingati saudara yang telah mati dan terbunuh dan kematian itu harus segera
dibalas dengan membunuh pelakunya.
·
Upacara Tsyimbu (pembuatan dan
pengukuhan perahu lesung), setiap 5 tahun sekali suku asmat akan membuat perahu
perahu yang dalam proses pembautan dan pengukuhannya dilakukan upacara adat
tsyimbu tersebut. Perahu lesung suku asmat merupakan salah satu contoh
seni budaya indonesia yang ada di masyarakat asmat.
·
Upacara Yentpokmbu (pembuatan
dan pengukuhan rumah yew atau rumah bujang), suku asmat memiliki dua buah rumah
yakni rumah keluarga dan rumah bujang yang difungsikan untu kegiatan tertentu.
Dalam proses pembuatan dan pengukuhannya diperlukan sebuah upacara yang disebut
yentpokmbu.
3.
Rumah adat
Menurut wikipedia, rumah adat
Suku Asmat bernama Jeu dengan panjang mencapai 25 meter. Rumah rumah ada ini
masih bisa ditemui saat berkunjung ke kawasan suku asmat yang berada di
kedalaman. Namun perkembangan saat ini banyak suku asmat yang juga mendirikan
rumah diatas pohon pohon.
4.
Adat istiadat
Dalam proses berkehidupan, suku
asmat memiliki berbagai macam kebudayaan yang yang telah menjadi adat istiadat
di dalam masyarakat suku asmat dalam melakukan proses kegiatan tertentu.
Beberapa adat istiadat yang telah tertanam di masyarakat asmat adalah sebagai
berikut.
·
Kehamilan, para wanita suku
asmat akan menjaga dengan baik proses penerusan generasi ini agar bayi lahir
dengan selamat.
·
Kelahiran, ada upacara yang
dilakukan serta proses pemotongan tali pusar dengan sembilu dan diberi asi
selama 2 tahun sampai 3 tahun.
·
Pernikahan, proses ini
berlangsung untuk pria dan wanita yang sudah menginjak usia dewasa atau 17
tahun yang prosesinya dilakukan oleh orang tua laki laki setelah mencapai
kesepakatan dan uji keberanian serta jumlah mas kawain berupa piring antik yan
nilainya sesuai dengan harga penafsiran perahu johnson.
·
Kematian, bila kepala suku atau
kepala adat yang meninggal maka jasadnya akan dimumikan serta dipajang didepan
joglo suku asmat, namun bila yang meninggal adalah warga biasa makan akan
dikubur atau dihanyutkan melalui upacara kematian.
Itulah beberapa kebudayaan suku
asmat yang masih dipegang teguh oleh para generasi terbaru suku asmat saat ini
dan menjadi salah satu daya tarik masyarakat luar untuk mengetahui dan
mempelajari lebih dalam kehidupan suku asmat yang merupakan suku terbesar di
papua.
Comments
Post a Comment