Skip to main content

Posts

Showing posts from 2018

Profile Suku Asmat

Suku Asmat menurut wikipedia merupakan nama dari sebuah suku terbesar dan paling terkenal di antara sekian banyak suku yang ada di Papua, Irian Jaya, Indonesia. Populasi suku asmat terbagi menjadi dua yakni mereka yang tinggal di pesisir pantai dan mereka yang tinggal di bagian pedalaman. Keduanya sangat berbada satu salam lain terkait dengan dialek, struktur sosial, ritual, dan cara hidup. Suku asmat banyak menyumbang berbagai macam kebudayaan papua yang kita kenal saat ini. Salah satu hal yang terkenal dari suku asma adalah keahilan mereka menciptakan karya seni rupa 3 dimensi maupun 2 dimensi dari kayu. Hasil ukiran kayu yang dihasilkan oleh suku asmat sangat khas dan unik serta yang menjadi daya tarik luar untuk memperlajari suku asmat lebih dalam. Karena banyak ukiran dan patung kayu yang dihasilkan mengambarkan sejarah dari suku asmat tersebut. Beberapa kebudayaan suku asmat yang tergambar dalam berbagai sistem sosial diantaranya adalah sebagai berikut. 1.              

Profile Suku Mentawai

Asal-usul Suku Mentawai Mentawai merupakan negara kepulauan yang ditemukan di lepas pantai barat Sumatera (Indonesia) yang terdiri dari sekitar 70 pulau dan pulau. Empat pulau utama adalah Utara dan Pagai Selatan, Sipora, dan Siberut; dengan Siberut – mencakup 4.480 kilometer persegi dan dengan jumlah penduduk sekitar 29.918; yang 90% adalah penduduk asli asal Mentawai, yang lain 10% dianggap terdiri dari Minangkabau, Jawa, dan Batak, menjadi empat dari yang terbesar. Para nenek moyang orang Mentawai adat diyakini telah bermigrasi pertama ke wilayah tersebut di suatu tempat antara 2000 – 500 SM Pada abad 17 diantara pulau-pulau yang ada di kepulauan Mentawai hanya Siberut satu satunya pulau yang sudah berpenghuni, sedangkan pulau-pulau lainnya masih kosong. Di pulau Siberut memang tampak dan jelas pengaruh Nias. Namun dikalangan orang Mentawai sendiri terdapat legenda mengenai asal-usul dari suku bangsa ini. Dahulu ada seorang laki-laki bernama Ama Tawe (bapak si Tawe), berm

Profile Suku Flores

Nama flores itu sendiri berasal dari bahasa portugis yaitu “cabo de flores “ yang berarti “tanjung bunga”. Nama itu semula di berikan oleh S.M. Cabot untuk menyambut wilayah timur dari pulau flores. Namun pada akhirnya di pakai secara resmi sejak tahun 1636 oleh gubernur jenderal hindia belanda Hendrik Brouwer. Sebuah studi yang cukup mendalam oleh Orinbao (1969) mengungkapkan bahwa nama asli sebenarnya pulau flores adalah nusa nipa (pulau ular) yang dari sudut antropologi, istilah ini lebih bermanfaat karena mengandung berbagai makna filosofis, cultural, dan ritual masyarakat flores. Penelitian mengungkapkan bahwa, ada sedikitnya delapan sub-suku-bangsa yang memiliki logat-logat dan bahasa yang berbeda-beda. Delapan suku yang terdapat di Pulau Flores antara lain : 1. Orang Manggarai 2. Orang Riung 3. Orang Ngada 4. Orang Nage-Keo 5. Orang Ende 6. Orang Lio 7. Orang Sikka 8. Orang Larantuka Perbedaan kebudayaan antara sub-suku-bangsa Riung, Ngada, Nage-Keo